foto-profil
SELAMAT DATANG DI WEBSITE SDN 1 CIRANGKONG

MAKAN BERSAMA, MEMPERKUAT NILAI KEKELUARGAAN

"Kehidupan itu sendiri bukan hanya penuh dengan sukacita dan kehangatan dan kenyamanan melainkan juga dengan dukacita dan air mata. Namun, tidak soal kita bahagia atau sedih, kita perlu makan. Orang yang bahagia maupun yang sedih bisa dibuat gembira dengan hidangan yang lezat"

LATIHAN DRUM BAND

Drum Band salah satu Ekstra Kurikuler yang ada di SDN 1 Cirangkong.

PERSIAPAN PERINGATAN PHBI

Tampak seluruh siswa SDN 1 Cirangkong bersiap menuju lapangan upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.

PAWAI KELILING PERINGATAN HUT RI

Pawai dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah SDN 1 Cirangkong Sobariah, S.Pd.

TERUSLAH BERLATIH

Tak ada yang sulit jika kita rajin berlatih.

Jumat, 09 Maret 2018

Dongeng Lutung Kasarung

Assalamualaikum WR.Wb.
Sampurasun ….. Kumaha Palawargi daramang ? Nuhun upami damang mah
Wasta Abdi Yuni Fauziah, bade ngadongeng carita Lutung Kasarung.
Girang pangajen anu ku sim kuring dipihormat, bapa, Ibu, oge rerencaangan anu dimulyakeun. Kumaha bade ngadarangukeun ….?? Keprok heula atuh ameh teu tiiseun !
Kieu dongengna teh
Baheula di tatar pasundan aya hiji kerajaan anu dipimpin ku hiji raja jenenganana Prabu Tapak Agung, raja adil tur wijaksana. Anjeuna ngagaduhan 2 putra, mung istri hungkul, nu kahiji Purbararang, nu kadua mah Purbasari.
Tapi hanjakal eta raja teh tos sepuh kacida, anjeuna tos teu kiat mimpin karajaan. Nya ngutus we putrana nu kadua nyaeta Purbasari pikeun mimpin karajaan.
Purbararang ngarasa sirik, tapi anjeuna teu ningalikeun kakeuheulna ka adina. Kalah menta tulung ka nini sihir, yen Purbsari sina jadi rodek awakna. Kacaritakeun Purbasari ngarasa aneh, awakna jadi totol-totol harideung. Saatos kitu, purbararang nyarios di kerajaan.
“Moal enya Ratu awakna pikagilaeun, jaba pinuh ku rodek, Patih.. patih kadieu..! tingali ratu kitu, piceun purbasari ka leuweung, teu pantes aya di karaton” tapi ari ka Purbasari mah manehna mapatahan, kieu pokna “Purbasari anjeun sing tabah, urang nuju diuji ku Gusti Alloh, wayahna anjeun kudu ngungsi heula ka leuweung.
“Hatur nuhun raka purbararang” ceuk Purbasari bari ceurik
    Aduh gusti anu maha suci
    Sim abdi rumaos
    Matak abdi diusir ka leuweung
    Rehna abdi, awak jadi kieu
    Yuhunkeun pitulung
    Abdi ka hyang Agung
Kacaritakeun Purbasari di leuweungna , aya nu nyaaheun nyaeta hiji lutung nu kacida hideungna namina Lutung Kasarung, malihan mah saatos patepang sareng Purbasari terus nyobat, lutung eta teh tiasa nyieun hiji talaga alit, buktos yen eta lutung sanes lutung samanea.  Teras Purbasari dipiwarang ancrub kana eta talaga,  Aneh.. saparantos Pubasari mandi dina eta talaga, totol-totol hideung nu aya dina sakujur awakna ngaleungit, jangelek   jadi geulis deui sapertos kapungkur, lutung nu hideung oge jangelek wae jadi hiji jajaka anu kacida kasepna.
Kacarioskeun dina hiji kasempetan Purbararang jorojoy aya niat bade ngalayad ka Purbasari. Sadugina kaleuweung, Purbararang kacida hookeunana “Ke.. Naha Purbasari mani geulis jeng dibarengan ku jajaka nu kasep deuih”
Kacarioskeun Purbararang ahirna ngaku kana kasalahanana, anjeuna langsung nyuuh menta panghampura ka Purbasari sangkan teu dihukum. “ Purbasari hapunten raka tos hianat ka anjeun, sakali deui hapunten raka, ayeuna karajaaan pek cepeng ku anjeun”
Ahirna karajaan dipimpin deui ku purbasari sareng Lutung Kasarung.
Tah kitu caritana lalakon Lutung Kasarung
Kasimpulanana tina carita nembe urang dicandak hikmahna anu kalintang ageungna, yen kalakuan syirik teh teu aya manfaatna.
Sakitu anu kapihatur
Wassalamualaikum WR.WB.

PUISI-PUISI FLS2N 2018

IBU
(Mustofa Bisri)

Kaulah gua
teduh

tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu

(Tuhan,
aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanatMu
menyampaikan kasihsayangMu
maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasihMu
Amin).
1414 H

Monginsidi
(Subagio Sastrowardoyo)

Aku adalah dia yang dibesarkan dengan dongeng di dada bunda
Aku adalah dia yang takut gerak bayang di malam gelam
Aku adalah dia yang meniru bapak mengisap pipa dekat meja
Aku adalah dia yang mengangankan jadi seniman melukis keindahan
AKu adalah dia yang menangis terharu mendengar lagu merdeka
Aku adalah dia yang turut dengan barisan pemberontak ke garis pertempuran
Aku adalah dia yang memimpin pasukan gerilya membebaskan kota
AKu adalah dia yang disanjung kawan sebagai pahlawan bangsa
Aku adalah dia yang terperangkap siasat musuh karena pengkianatan
Aku adalah dia yang digiring sebagai hewan di muka regu eksekusi
Aku adalah dia yang berteriak 'merdeka' sbelum ditembak mati
Aku adalah dia, ingat, aku adalah dia

(Dari Budaja Djaja No. 23, April 1970)

















Sersan Nurcholis
(Taufiq Ismail)

Seorang Sersan
Kakinya hilang
Sepuluh tahun yang lalu

Setiap siang
Terdengar siulnya
Di bengkel arloji

Sekali datang
Teman-temannya
Sudah orang resmi

Dengan senyum ditolaknya
Kartu anggota
Bekas pejuang

Sersan Nurcholis
Kakinya hilang
Di jaman Revolusi

Setiap siang
Terdengar siulnya
Di bengkel arloji

(1958)                                   


Nyanyian Kemerdekaan
(Ahmadun Yosiherfanda)

NYANYIAN KEBANGKITAN
Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan
Di antara pahit-manisnya isi dunia
Akankah kau biarkan aku duduk berduka
Memandang saudaraku, bunda pertiwiku
Dipasung orang asing itu?
Mulutnya yang kelu
Tak mampu lagi menyebut namamu
Berabad-abad aku terlelap
Bagai laut kehilangan ombak
Atau burung-burung yang semula
Bebas di hutannya
Digiring ke sangkar-sangkar
Yang terkunci pintu-pintunya
Tak lagi bebas mengucapkan kicaunya
Berikan suaramu, kemerdekaan
Darah dan degup jantungmu
Hanya kau yang kupilih
Di antara pahit-manisnya isi dunia
Orang asing itu berabad-abad
Memujamu di negerinya
Sementara di negeriku
Ia berikan belenggu-belenggu
Maka bangkitlah Sutomo
Bangkitlah Wahidin Sudirohusodo
Bangkitlah Ki Hajar Dewantoro
Bangkitlah semua dada yang terluka
“Bergenggam tanganlah dengan saudaramu
Eratkan genggaman itu atas namaku
Kekuatanku akan memancar dari genggaman itu.”
Suaramu sayup di udara
Membangunkanku
Dari mimpi siang yang celaka
Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan
Di antara pahit-manisnya isi dunia
Berikan degup jantungmu
Otot-otot dan derap langkahmu
Biar kuterjang pintu-pintu terkunci itu
Atau mendobraknya atas namamu
Terlalu pengap udara yang tak bertiup
Dari rahimmu, kemerdekaan
Jantungku hampir tumpas
Karena racunnya
Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan
Di antara pahit-manisnya isi dunia!
(Matahari yang kita tunggu
Akankah bersinar juga
Di langit kita?).                Mei 1985/2008.           
Selamat Pagi Indonesia
( Sapardi Djoko Damono )
Selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perepuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.
Selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil
memberi salam kepada si anak kecil;
terasa benar : aku tak lain milikmu..
Basis
Thn. XV – 4
Januari 1965


Pahlawan Tak Dikenal
(Toto Sudarto Bachtiar)

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.






SAJAK BAGI NEGARAKU
( Kriapur )

di tubuh semesta tercinta
buku-buku negeriku tersimpan
setiap gunung-gunung dan batunya
padang-padang dan hutan
semua punya suara
semua terhampar biru di bawah langitnya
tapi hujan selalu tertahan dalam topan
hingga binatang-binatang liar
mengembara dan terjaga di setiap tikungan
kota-kota
di antara gebalau dan keramaian tak bertuan
pada hari-hari sebelum catatan akhir
musim telah merontokkan daun-daun
semua akan menangis
semua akan menangis
laut akan berteriak dengan gemuruhnya
rumput akan mencambuk dengan desaunya
siang akan meledak dengan mataharinya
dan musim-musim dari kuburan
akan bangkit
semua akan bersujud
berhenti untuk keheningan

pada yang bernama keheningan
semua akan berlabuh
bangsaku, bangsa dari segala bangsa
rakyatku siap dengan tombaknya
siap dengan kapaknya
bayi-bayi memiliki pisau di mulut
tapi aku hanya siap dengan puisi
dengan puisi bulan terguncang
menetes darah hitam dari luka lama
Solo, 1983

Kemerdekaan 17 agustus
(yudhistira ardi)

Hari dimana pahlawan membacakan proklamasi
Hari dimana Indonesia ku merdeka
Dan hari dimana Indonesia terlahir sebagai Indonesia
Bukan sebagai budak
Bukan sebagai pekerja
Bukan sebagai pengunjung
Tapi sebagai Indonesia yang sebenarnya

Selasa, 08 November 2016

PERKEMAHAN LT 2 KWARRAN KEC. TANJUNGJAYA 2016 SDN 1 CIRANGKONG JUARA KE-2

Berkemah merupakan aktivitas menyenangkan yang dilakukan dalam kegiatan kepramukaan, kegiatan ini selalu ditunggu-tunggu bahkan menjadi kegiatan yang sangat disenangi oleh setiap anggota pramuka yang sering berlatih di dalamnya. Dalam kegiatan berkemah yang menyenangkan ini ternyata ada beberpa manfaat dan kegunakan berkemah untuk anggota pramuka yang melaksanakaanya yaitu :

1. Mengagumi alam ciptaan Tuhan YME
2. Meningkatkan kecakapan diri dalam melaksanakan ajaran-ajaran
3. Mempraktikan sistem kerukunan
4. Memperaktikan teori-teori dalam latihan kepramukaan
5. Dapat mengenal alam dan kawan dari dekat
6. Membantu melatih keterampilan dan ketangkasan fisik dan motorik kita.
7. Kita akan mengenal hal-hal yang baru yang akan mempertebal percaya pada diri pribadi.

 Pada Tanggal 28 sampai 30 Oktober 2016 telah diadakan Perkemahan LT 2 Kwartir Ranting Tanjungjaya tingkat Penggalang yang diikuti oleh 23 Sekolah Dasar.Peserta didik tampak sangat antusias mengikuti berbagai perlombaan yang ada di dalamnya. Termasuk dari SDN 1 Cirangkong mengirimkan 2 regu PA dan PI pada kegiatan tersebut, dan hasilnya Alhamdulillah Regu Putri mendapat Juara Umum ke-2. Semoga di kegiatan berikutnya prestasi ini dapat ditingkatkan.







Jumat, 14 Oktober 2016

PATURAY TINEUNG KELAS VI 2015/2016

Wanci janari dina mangsa jirim hiji jalma niat lunta pikeun lalampahan. Harita aya ilapat hawar-hawar mawa béja yén bakal aya budak culun tuturubun muru rusuh,  mapay béja ngajugjug laku nemonan médan pangharepan. Barang bray beurang dibarung ku lingsirna panonpoé hidep sadaya nyondong sono ka kancah élmu, di dieu dina genep taun ka katukang hidep datang angkaribung dijajap ku pido’a sepuh, dijiad ku jampe ema. Nyidik-nyidik ti katebihan, nyawang-nyawang ti kaanggangan, singhoréng  si  manahoréng.  Lain  meureun  lain  sugan,  lain  cénah  harita  hidep  ngalaman  pisan.
Ngalalanyahan hirup anggang tina panalinga kolot, ngajorag lampah dina kancah atikan sareng didikan. Sangkan tinemu jeung kadéwasaan katut kamandirian. Geusan ngabukti jadi jalmi anu sugih ku pangarti, anu kaya ku pangabisa. Ku cara kolot hidep ngajurung laku, ngahiyap lampah pikeun lunta ka ieu sakola. Sabab kolot hidep ngarasa inggis ku bisa rémpan ku basa. Sanggeus niténan ku harénghéngna zaman, jalma-jalma dina ngupah ngipayah geus henteu muntang kana papagon agama jeung darigama. Numatak sakitu kaayaan kolot hidep dina lampah nyakolakeun hidep sadaya, ngabélaan anu jadi anak lain ku ladang rizki sésa, tapi ladang rizki maksa. 
Keur  meujeuh  sekar  gumbira,  suka  bungah  wawanohan.  Beuki  layeut  beuki  geugeut, pameunteu anu marahmay kiwari kedah paturay. Baeu hidep anak Bapa, anak Ibu. Sakedapan Bapa asmaning  Dewan Guru sadaya SD Negeri 1 Cirangkong seja nyimpaykeun rasa kanyaah,  seja nyangreudkeun tawis katineung. Saméméh hidep undur tina lahunan, saméméh ingkah tina kanyaah, saméméh lésot tina pangkonan aya saeutik amanat pikeun nganteur ludeung kanu rék ngambah sagara kahirupan, ka anu  rék  ngadayung  labuh  pamaksudan.  Sanajan  haté  Bapa  kalih  Ibu  sadaya  ngarasa  beurat ngalésotkeun tali kasono, ngaguarkeun rasa kanyaah. Sabab wangkit kiwari hidep sadaya geus dianggap bagéan  tina  hirup  Bapa  kalih  Ibu.
 Asa  kamari  urang  babarengan,  asa  kamari  urang  sukan-sukan ngabudalkeun  rasa kahéman,  ngagolontorkeun  rasa  kasono.  Tapi  kiwari  saméméh  hidep miang  ti SD Negeri 1 Cirangkong, ingkah ti sakola aya sababaraha amanat anu perelu ku Bapa didugikeun :
1.       Mihapé kuatan kaimanan jeung kaislaman, élmu pangaweruh anu geus kacangking ku hidep sadaya sing mangfaat mapat salamet dugi ka akhérat. Masing inget hirup jalma béda jeung sato. Sato mah paéh  ngan sauukur bilatungan. Tapi jalma mun maot salianti bilatungan  ogé aya balitungan. 
2.       Aya katerangan “birrul walidain” dina harti sing béma ka ibu rama, sing hadé tata hadé basa, hadé tagog hade gogog. Montong nganyenyeri indung jeung bapa. Sabab Indung téh tunggul rahayu, Bapa téh tangkal darajat. Suprih pidu’a jeung karidoanana. Ridlo Allah aya dina ridlo ibu rama, bendu Alloh aya dina bendu ibu rama. Mun kabogoh aya urutna, lamun salaki atawa pamajikan aya urutna, tapi ibu rama moal aya urutna. Salila ibu rama hidep nungtun dina jalan anu luyu jeung ajaran agama, wajib diturutna.   
3.       Hidep sadaya anu karasép anu gareulis, poma sing gawé handap asor ka sasama, di luhur langit masih kénéh aya langit. Teu aya jalma anu panggagahna di alam dunya. Harga diri hiji jalma mungguh pandangan Alloh dumasar kana takwa jeung budi perkertina, lain karana pangkat, turunan, kakayaan atawa rupana. Wujudkeun diri hidep téh masing jadi jalma anu lébar manah jembar hampura ka balaréa. Moal hina jalma anu méré hampura ka batur, atawa nu miheulaan ménta hampura.
4.       Kudu tetep ngaku kanu jadi guru, sabab teu aya istilah urut guru. Lain pédah hayang didama-dama  atawa  diajén  jeung  dipihormat,  tapi  supaya  hidep  tinemu  jeung  kabarokahan  jeung mangfaatna élmu ogé ngabalukarkeun hasil nu mucekil dina ganjaran amalna.
5.       Dina milampah seunggahna kahirupan, poma hidep tong loba teuing kahariwang anu tatagenan kapapada jalma, harta, jeung tahta, sadaya-daya puntangkeun diri ka Nu Maha Kawasa, asal urang takwa ka Anjeuna maka yakin Allah bakal méré jalan kaluar tina sagala kabutuh hirup urang.
Sakitu amanat ti Bapa kalih Ibu guru sadaya, minangka tawis kaasih, tanda kanyaah keur hidep sadaya anu rék lunta.Cag, dugi kadieu. Geus heubeul urang babarengan. Lain bosen pédah laasna mangsa, lain teu hayang urang hirup babarengan. Tapi kiwari niti wanci nu mustari, cunduk waktu nu rahayu, inggang mangsa nu utama. Wayahna hidep sadaya kedah lunta ti ieu sakola, kedah lugay tina pangkonan, lumungsur tina lahunan. Geura bral miang pikeun ngambah bajuang tandang makalangan, ngahontal cita-cita, ngajug-jug tujuan hirup. Jalan anu bakal dipilampah masih ampah, tuh tinggali ku hidep, teuteup ku manah anu seukeut hareupanen hirup hidep geus ngagupayan, nganti-nganti ti kamari kiwari tinggal prakna.
Pamungkas, dina salami genep  taun urang babarengan tinangtu Bapa/Ibu guru salaku jalma biasa. Tinangtu jadi tunggul kaluluputan, jadi tampat kelelepatan. Aya ucap anu nyelap, aya panyacad anu nyugak, aya lampah paripolah anu teu merenah mugia tong ngbalukarkeun kana peupeusna gelas kanyaah, nu ngajadi beling karungsing, mantak nyugak kana mamaras manah, anu rungseb kana angen, pondokna mantak jadi orok panjangna mantak jadi anak. Dosa perdosa Bapa/Ibu guru sadaya mugia hidep sadaya tiasa ngahampura. Sabalikna sagala kasalahan jeung dosa hidep ka Bapa/Ibu guru dina danget ieu clik putih jatining bersih clak herang jatining padang, balumbang timur caang bulan opat welas, jalan geudé sasapuan. Jembar manah ngahampura ka hidep sadaya.  Teu hilap, tina harta banda hidep oge tinangtos ka para Bapa/Ibu sepuh murid anu sami rawuh, mugia sagala waragad biaya anu diinfakkeun ka sakola ieu Bapa/Ibu sadaya tiasa ngaridokeun sareng ngahalalkeun. Ogé manawi aya ti sim kuring anu katuang/ kamangfaatkeun ku Bapa/Ibu sadaya sim kuring ngahalalkeun sareng garidokeun pisan.

Pamungkas, dugikeun salam baktos Bapa kalih Ibu sadaya ka wargi-wargi hidep di lembur. Bejakeun naon rupa kamulus rahayuan ieu sakola, rahasiahkeun kakurangan ieu sakola. Kalawan iraha baé jeung di mana baé antawis hidep sareng kulawarga besar Kalangsari ibarat hiji raga badan anu silih pikanyaah silih pikaasih. 












Senin, 10 Oktober 2016

MUHARRAM


Karya  : Nero Taupik Abdillah 


Malam ini hujan, tuhan. Kuyup rambutku seperti juga tahun-tahun yang lalu
Tuhan maha langit
 Aku maha debu
Dan Muharram menjemput tanpa a ba ta tsa
Rambutku berguguran sebagai catatan ganjil dan genap
ketika hujan tak lagi turun dan matahari menyalanyala
sebelum tubuhku ranggas, aku ingin marifatku mengeras

Tasikmalaya, 2010

MAKAN BERSAMA, MEMPERKUAT NILAI KEKELUARGAAN

Hari ini siswa-siswi SDN 1 Cirangkong datang ke sekolah lebih awal, karena disamping mengikuti mengikuti Upacara Bendera, merekapun sebelumnya sudah diberi tahu bahwa hari ini (senin 10 Oktober 2016) akan diadakan acara pemberian obat masal filariasis. mereka pun dianjurkan untuk membawa bekal sarapan dan dijadwalkan untuk makan bersama sebelum pengobatan filariasis dilaksanakan. 
Tak diduga sebelumnya, ternyata acara makan bersama ini membuahkan dampak yang positif untuk perkembangan mereka. seperti dikutif dari seorang penulis asal Amerika Serikat bernama Laurie Coulin, "Kehidupan itu sendiri bukan hanya penuh dengan sukacita dan kehangatan dan kenyamanan melainkan juga dengan dukacita dan air mata. Namun, tidak soal kita bahagia atau sedih, kita perlu makan. Orang yang bahagia maupun yang sedih bisa dibuat gembira dengan hidangan yang lezat" . 
Selain manfaat diatas, kegiatan makan bersama di sekolah masih memiliki banyak manfaat, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan pisik dan fsikis anak, manfaat ini antara lain ;
1. Memperkuat nilai persaudaraan dan kekeluargaan antar siswa
2. Sarana langsung pembelajaran tatakrama/kesopanan saat makan.
3. Sarana pembelajaran kesehatan dan makanan bergizi.
4. Belajar bercakap-cakap dan mendengarkan dengan penuh respek. 
5. Penerapan nilai sosial untuk saling berbagi. 
6. Bekerja sama 
dan masih banyak lagi jiaka kita pikirkan. 
Jadi bagaimana sobat ? apakah acara makan disekolah itu diperlukan ? 
Semoga tulisan ini menjadi inspirasi untuk kita dalam peningkatan kreatifitas dan kualitas kita sebagai pendidik. 










PEMBERIAN OBAT FILARIASIS DI SDN 1 CIRANGKONG

Kepala Sekolah SDN 1 Cirangkong bersama guru-guru dan tim kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Tanjungjaya berphoto bersama seusai pemberian obat Filariasis kepada seluruh peserta didik SDN 1 Cirangkong 


Kesehatan sebagai salah satu pilar penting dalam Indek Pembangunan Manusia (IPM/HDI) dapat diukur melalui indikator-indikator dalam pembangunan kesehatan. Bidang pengendalian penyakit dan bidang kesehatan yang berkontribusi dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
Indonesia saat ini masih tetap menghadapi permasalahan pengendalian penyakit menular dan munculnya re-emerging disease, serta adanya kecenderungan meningkatnya penyakit tidak menular. Hal ini menunjukkan telah terjadi transisi epidemiologi penyakit, sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan (double burden).
Pengendalian berbagai penyakit menular sampai saat ini masih menemui kendala, salah satunya adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit filariasis atau kaki gajah yang harus dilakukan seluas wilayah kabupaten/kota. Penanganan telah dilakukan namun dikarenakan kendala yang ada mengakibatkan hasilnya belum maksimal. Sehingga sampai dengan tahun 2009 dilaporkan sebanyak 31 propinsi dan 337 kabupaten/kota endemis filariasis dan 11.914 kasus kronis.
Penyakit ini termasuk penyakit yang terabaikan karena tidak adanya kepentingan strategis dari pihak manapun. Perlu diingat penyakit ini terkait dengan masalah gizi, kebersihan lingkungan, dan kemiskinan dan menyebabkan kerugian sosial, ekonomi dan kecatatan permanen. WHO menetepkan penyakit ini untuk dieliminasi didunia, oleh karena itu Indonesia pun melakukan akselerasi upaya penegendalian penyakit filariasis.
Dalam rangka mendukung program pemerintah tersebut SDN 1 Cirangkong bekerja sama dengan tim kesehatan Puskesmas Kecamatan Tanjungjaya melaksanakan pemberian obat masal folariasis kepada 212 orang siswa SDN 1 Cirangkong. Kegiatan inipun mendapat apresiasi baik dari warga sekitar, karena dengan adanya kegiatan ini pembirian obat menjadi lebih epektif dan tepat sasaran. 
Semoga indonesia dapat terbebas dari penyakit kaki gajah.